Tampilkan postingan dengan label Alutsista dan Militer. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Alutsista dan Militer. Tampilkan semua postingan

Jumat

TNI test fires new indigenously produced rocket launcher


ABG - The Indonesian Armed Forces (Tentara Nasional Indonesia - TNI) test fired rockets from an indigenously produced tactical military vehicle known as the 6X6 Kenderaan Taktis (Rantis) on 6 March.

According to a statement released by the Indonesian Ministry of Defence's (MoD's) media centre, the tests were conducted near the Santolo Indah beach located in Garut, West Java.

The 6X6 Rantis is a jointly developed rocket launcher vehicle produced by state-owned arms manufacturer PT Pindad in collaboration with local industry and the MoD's research and development agency.

The tests were conducted with the R-Han 122, an indigenous 15 km-range 122 mm ground-launched GPS-guided rocket. The projectiles, which are powered by hydroxyl ammonium nitrate (HAN) propellant, are also produced by PT Pindad.

Indonesia Siap Bangun Jet Tempur, Kapal Selam, Rudal, UCAV dan Tank


Info ABG - Pemerintah Indonesia berpikir keras guna mempercepat peningkatan alat utama sistem persenjataan (alutsista) buat keperluan pertahanan Indonesia. Kementerian Pertahanan Indonesia telah membentuk Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) buat menggenjot produksi alutsista mutakhir buat mengganti mesin tempur uzur.

Menurut staf ahli kelembagaan bidang kerjasama Kementerian Pertahanan, Zilmi Karim, pemerintah telah membidik sepuluh pengadaan alutsista dari berbagai jenis. Antara lain kapal selam, program pesawat tempur KXF-EXF bekerjasama dengan Korea Selatan, tank kelas menengah, panser amfibi, propelan atau bahan bakar roket dan rudal, radar, amunisi kaliber besar, satelit pertahanan, dan pesawat tempur tanpa awak (unmanned combat air vehicle-UCAV) atau kerap disebut drone.

Selasa

Kapal Perang KRI Usman Harun Bikin Singapura Meradang

KRI Usman Harun

ABG
- Sebagai dua negara yang bertetangga dekat, Indonesia dan Singapura terkadang berselisih paham. Setelah sekian lama hidup damai bertetangga, perselisihan itu kembali muncul, namun dengan dimensi yang baru.

Kali ini perselisihan terkait dengan penamaan sebuah kapal perang Indonesia, yang dibenturkan dengan sentimen historis di Singapura. Gara-gara itu, hubungan militer dan diplomatik kedua negara kini terlihat canggung dan bisa berlanjut kepada ketegangan di sektor-sektor lain bila tidak segera ditangani secara memuaskan.

Di Indonesia, Usman bin H Ali Hasan dan Harun bin Said Harum adalah pahlawan semasa konfrontasi dengan Malaysia/Singapura dekade 1960an. Sebagai bentuk penghormatan, nama depan masing-masing tentara itu diabadikan jadi nama sebuah kapal perang milik TNI Angkatan Laut, yang baru dibeli dari Inggris.

Rabu

PT PAL INDONESIA Buat Kapal Perang Pesanan Filipina


ABG – Tepat pukul 17.00 waktu Filipina Kesepakatan antara PT PAL INDONESIA (Persero) dengan kementerian pertahanan (Department of National Defence) Filipina telah disepakati dalam pembuatan 2 unit Strategic Sealift Vessel (SSV). Penunjukkan ini merupakan hasil pemenangan tender PT PAL INDONESIA (Persero) pada proses lelang yang juga diikuti oleh beberapa perusahaan galangan kapal di dunia.

Setelah melaksanakan uji adminstrasi, teknis dan komersil oleh panitia lelang pada akhir tahun 2013, maka PAL INDONESIA mendapatkan kepercayaan sebagai pelaksana pekerjaan proyek pembangunan Kapal SSV ini.

Pada penandatanganan kontrak yang dilakukan di Manila Filipina ini, PT PAL INDONESIA (Persero) dihadiri langsung oleh Direktur Utama M Firmansyah Arifin dan didampingi Direktur Perencanaan & Pengembangan Usaha Eko Prasetyanto, Direktur Keuangan Imam Sulistiyanto, Kadiv Desain Gonot H, Kadiv Treasury Arif Cahyana, Kadiv Bisnis M. Agus Budiyanto dan Staf khusus Bid. Hukum Dirut Bambang Hardiyanto yang dihadiri juga oleh Perwakilan Duta Besar Indonesia Untuk Filipina.